Niat Pergi Haji ONH Plus

Niat Naik haji Biro penyelenggara dan pelayanan Travel Haji Khusus/Plus kuota Depag Ri dan Umrah dengan biaya-harga murah Online di Jakarta Rahmatan Lilalamin Primasaidah PT.Happy prima Wisata menerima pendaftaran Haji ONH Plus dan Umrah Reguler, Umrah Khusus bersama mamah dedeh - Ust.Jefri Al-Bukhari (UJE) dan Umrah Plus Kairo Dubai turki/Istanbul Eropa.

Travel Haji Plus

Manasik Haji Ini Tata caranya

TIGA CARA  MANASIK HAJI YANG BAIK DAN BENAR

Bagai mana cara manasik Haji ? Tatacara manasik haji dapat dilakukan dengan memilih salah satu dari tiga cara manasik di bawah ini:

Pertama dengan cara Ifrod, yaitu meniatkan haji saja ketika berihram dan mengamalkan haji saja setelah itu.

Kedua dengan cara Qiron, yaitu meniatkan umroh dan haji sekaligus dalam satu manasik. Wajib bagi yang mengambil tata cara manasik qiron untuk menyembelih hadyu.

Ketiga manasik haji dengan cara Tamattu’, yaitu berniat menunaikan umroh saja di bulan-bulan haji, lalu melakukan manasik umroh dan bertahalul. Kemudian diam di Makkah dalam keadaan telah bertahalul. Kemudian ketika datang waktu haji, melakukan amalan haji. Wajib bagi yang mengambil tata cara manasik tamattu’ untuk menyembelih hadyu.
Manasik haji

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Telah terdapat ijma’ (kesepakatan para ulama :Ket) bolehnya memilih melakukan salah satu dari tiga cara manasik: ifrod, tamattu’ dan qiron, tanpa dikatakan makruh. Namun yang diperselisihkan para ulama adalah manakah tatacara manasik yang afdhol (lebih utama).” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 8: 169)

Mengenai kewajiban hadyu bagi yang mengambil tata cara manasik qiron dan tamattu’ disebutkan dalam firman Allah Ta’ala,

فَمَنْ تَمَتَّعَ بِالْعُمْرَةِ إِلَى الْحَجِّ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ فِي الْحَجِّ وَسَبْعَةٍ إِذَا رَجَعْتُمْ تِلْكَ عَشَرَةٌ كَامِلَةٌ ذَلِكَ لِمَنْ لَمْ يَكُنْ أَهْلُهُ حَاضِرِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ

“Maka bagi siapa yang ingin mengerjakan ‘umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) hadyu (qurban) yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan (binatang qurban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna.” (QS. Al Baqarah: 196). Wajibnya hadyu bagi yang mengambil manasik qiron dan tamattu’ adalah berdasarkan ijma’ (kesepakatan) para ulama.

Manakah yang lebih utama dari tiga tata cara manasik di atas tersebut ? Dalam hadits mengenai tata cara manasik haji Raulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan bahwa Rasulullah bersabda,

لَوْ أَنِّى اسْتَقْبَلْتُ مِنْ أَمْرِى مَا اسْتَدْبَرْتُ لَمْ أَسُقِ الْهَدْىَ وَجَعَلْتُهَا عُمْرَةً فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ لَيْسَ مَعَهُ هَدْىٌ فَلْيَحِلَّ وَلْيَجْعَلْهَا عُمْرَةً

“Jikalau aku mengetahui apa yang akan terjadi pada diriku maka aku tidak akan membawa hewan hadyu dan aku akan jadikan ihramku ini umrah, maka barangsiapa dari kalian yang tidak bersamanya hewan hadyu maka hendaklah dia bertahallul dan menjadikannya sebagai umrah.” (HR. Muslim no. 1218). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan para sahabat untuk memilih tamattu’ dan berkeinginan dirinya sendiri melakukannya. Tidaklah beliau memerintahkan dan berkeinginan kecuali menunjukkan tamattu’ itu afdhol (lebih utama) (Fiqhus Sunnah, 1: 447-448).  Selain itu, manasik dengan tamattu’ itu lebih banyak amalannya dan lebih mudah secara umum (Syarhul Mumthi’, 7: 76-77)

Catatan: Dam yang dikeluarkan untuk manasik qiron dan tamattu’ adalah dalam rangka syukur dan bukan dalam rangka menutup kekurangan saat manasik (Ar Rafiq fil Hajj, 35).

Problem: Dalam tata cara manasik haji "tamattu’ telah disebutkan bahwa ibadah umroh dilakukan terlebih dahulu sebelum ibadah haji. Artinya ia melakukan ritual umrah dahulu yang di dalamnya terdapat thowaf umrah dan sa’i umrah. Setelah itu melaksanakan tahallul dengan sebelumnya memendekkan rambut. Lantas bagaimana jika sebelum wukuf di Arafah, seseorang terhalangi tidak bisa melakukan ibadah umrah? Pilihannya adalah mengganti niat hajinya dari tamattu’ menjadi qiran. Contoh dalam situasi ini adalah wanita yang telah berihram dari miqot dengan niat tamattu’. Lantas ia mengalami haidh atau nifas sebelum ia melakukan thowaf umrah. Ia barulah suci ketika datang waktu wukuf di Arafah. Artinya, ia belum sempat melakukan umrah pada haji tamattu’nya. Pada saat itu, ia mengganti niatnya menjadi niatan qiron, dan ia terus dalam keadaan berihram. Ia tetap melakukan rukun dan kewajiban haji lainnya selain thowaf di Ka’bah. Karena ia baru dibolehkan thowaf jika ia telah suci dan telah mandi wajib

Ongkos naik haji dan Jemaah lansia

ongkos naki haji
ongkos naik haji-- Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nagan Raya, Djulaidi mengatakan tahun ini mayoritas calon jamaah haji di Nagan Raya berusia lanjut. Kementerian Agama sudah menyediakan kloter  khusus bagi calon jamaah haji Lansia. Tahun ini kouta haji di Kabupaten Nagan Raya sebanyak 116 orang.

Kepada acehterkini.com, Rabu (03/4/2013) Ia menjelaskan bahwa tahun 2013 ini Nagan Raya mendapatkan kouta sekitar 116 orang calon jamaah haji dari secara keseluruhan Provinsi Aceh sebanyak 4.000 orang.

“Saat ini belum semua jamaah melunasi biaya ongkos naik haji, paling telat biaya ongkos naik haji dapat dilunasi sebelum Bulan Ramadhan tahun ini,” katanya lagi.

Terkait calon jamaah haji Lansia ini, Pemerintah sudah memberikan kloter khusus untuk kaum lansia pada tahun ini. “Pelayanannua juga akan diberikan secara khusus sejak keberangkatan dari Nagan Raya hingga sampai Jeddah dan masuk penginapan di Mekkah hingga pelaksanaan rukun " kata Djulaidi meyakinkan mengenai ongkos naik haji dan kloter untuk lansia.
Keren! Bisa Melihat Ka'bah Dari 5 Hotel Ini

Keren! Bisa Melihat Ka'bah Dari 5 Hotel Ini


Jakarta - Jutaan umat Islam tengah menunaikan ibadah haji di Mekkah, Arab Saudi. Melihat Ka'bah yang menjadi kiblat salat selalu menjadi momen mengharukan. Menginap di 5 hotel ini akan membuat Anda tak lepas pandangan dari Ka'bah.

Betapa indahnya melihat Masjidil Haram lengkap dengan Ka'bah di tengahnya saat Anda membuka jendela kamar. Pemandangan indah ini bisa Anda nikmati di beberapa hotel yang ada di sekeliling Ka'bah. Disusun detikTravel, Selasa (23/10/2012) berikut 5 hotel yang memiliki pemandangan indah Ka'bah langsung dari kamarnya:

1. Swiss Hotel Makkah

Inilah hotel paling besar di Arab Saudi sampai saat ini. Ditengok dari situs resminya, Swiss Hotel Makkah memiliki 1.487 kamar deluxe dan suite yang tentu akan memanjakan semua tamunya. Bangunan yang modern dan elegan sengaja dibuat menghadap Masjidil Haram agar banyak kamar yang menghadap Ka'bah.

Hotel ini dibuka awal Agustus 2012 lalu, namun sudah banyak wisawatan yang menginap di sini. Jika tak sempat turun ke Masjidil Haram, hotel ini memiliki ruang salat terbuka di lantai 8 yang mampu menampung hingga 800 orang. Salat di sini, para tamunya masih tetap bisa melihat Ka'bah di bawah sana.

2. Zam-zam Tower

Zam-zam Tower menjadi hotel saingannya Swiss Hotel Makkah. Sampai saat ini, Zam-zam Tower adalah hotel yang paling dekat dengan Masjidil Haram. Hotel ini hanya berjarak 1-5 meter dari halaman depan Masjidil Haram.

Zam-zam Tower kerap menjadi tempat menginap jamaah Haji eksklusif. Letaknya yang dekat dengan Ka'bah dan pelayanannya yang baik membuatnya jadi pilihan yang sempurna bagi para jamaah. Saking dekatnya dengan Ka'bah, para tamu hotel bisa langsung melihat Ka'bah saat membuka jendela kamarnya.

3. Dar Al Tawhid Intercontinental

Meski bukan yang terdekat dari Masjidil Haram, namun Dar Al Tawhid Intercontinental didaulat menjadi hotel terbaik di Mekkah. Selain kamar-kamarnya memiliki pemandangan ke Masjidil Haram, restoran-restoran yang ada di hotel ini juga memiliki pemandangan yang sama.

Letaknya memang tidak terlalu jauh dari Masjidil Haram, hanya butuh jalan kaki sekitar 1,5 menit saja. Jika Anda menginap di sini dan ingin menghadap ke Ka'bah, pilihlah kamar yang menghadap ke arah timur laut. Juga, jangan memilih kamar yang terlalu tinggi agar Ka'bah tidak tampak terlalu kecil.

4. Moevenpick Hajar Hotel

Moevenpick Hajar Hotel disebut-sebut sebagai hotel terbaik ke-4 di Mekkah. Hotel yang berada di kompleks mewah Abraj Al Bait ini terletak di pelataran Masjidil Haram. Inilah yang membuat Moevenpick Hajar Hotel memiliki kamar dengan pemandangan Ka'bah. Selain itu, hotel ini juga menghadap ke gerbang King Abdul Aziz di Masjidil Haram.

Bangunan dengan 41 lantai ini menawarkan kamar yang elegan, modern serta nyaman. Mayoritas kamar yang ada di sini didesain khusus untuk para tamu yang ingin melaksanakan ibadah Haji atau Umrah. Semua kamar memiliki layanan wifi, TV LCD, dan servis tamu selama 24 jam.

5. Al Safwah Royale Orchid Hotel

Al Safwah Royale Orchid Hotel memiliki pemandangan yang tidak jauh berbeda dibanding hotel-hotel di atas. Hotel ini memiliki jarak sekitar 60 meter dari pelataran Masjidil Haram. Hotel mewah ini juga memiliki kamar-kamar yang memiliki panorama Ka'bah dan Masjidil Haram.

Selain memiliki pemandangan nan indah, Al Safwah Royale Orchid Hotel ternyata juga dikenal sebagai hotel yang menjadi surga belanja. Di hotel mewah ini, setidaknya tersedia 3 lantai khusus yang diisi oleh toko-toko suvenir dan makanan.
Kesehatan Harus di jaga saat ibadah haji

Kesehatan Harus di jaga saat ibadah haji

haji
Faktor kesehatan penting untuk diketahui karena dalam menunaikan rukun haji, diperlukan kondisi tubuh yang prima.
Meskipun kondisi tubuh sangat dipengaruhi oleh faktor usia, bukan berarti calon jamaah berusia muda kondisi fisiknya lebih baik dibanding yang berusia lanjut.
Ada beberapa hal yang bisa anda persiapkan di Tanah Air yang diharapkan bisa membantu meningkatkan vitalitas kesehatan anda saat berada di Tanah Suci. Hal-hal yang disebutkan berikut ini memang terkesan klise saat dibaca, namun dijamin anda akan merasakan manfaatnya.
Pertama, sebelum berangkat ke Tanah Suci, persiapkan kesehatan anda dengan berolahraga yang cukup. Olahraga yang sangat disarankan untuk dilakukan pada tahap persiapan ini, adalah olahraga lari. Kenapa lari? Karena dengan berlari, kaki anda akan terbiasa dengan tata cara beribadah yang akan dijalani di Tanah Suci yang sebagian besar dilakukan dengan berjalan kaki.
Bagi yang sudah terbiasa dengan berlari, itu tidak akan bermasalah bagi calon jamaah. Tapi bagi yang tidak, sebaiknya dari sekarang anda disarankan untuk membiasakannya. Jika perlu, anda berlatih hingga mencapai jarak yang cukup jauh.
Idealnya, kaki anda harus dibiasakan untuk berlari hingga mencapai jarak minimal tujuh kilometer. Jarak tersebut memang cukup jauh. Tapi, dengan berlatih teratur, jarak tersebut akan bisa dilakukan dan bahkan mampu dilampaui.
Tidak perlu setiap hari berlari saat anda menyiapkan kondisi fisik ini, cukup sepekan sekali saja jika memang anda merasa tidak cukup siap untuk melakukannya. Dengan persiapan yang cukup itu, anda tidak perlu khawatir akan kerepotan ketika harus berjalan kaki dengan jarak yang jauh saat melaksanakan ibadah haji. Perlu diingat, selama masa persiapan itu, anda juga tidak perlu dibebani dengan target harus berlari sejauh mungkin. Cukup semampu yang anda bisa saja.
Selain membiasakan berlari, tips lain yang juga harus dilakukan dan dibiasakan adalah mengurangi kegiatan yang tidak penting. Biasanya, kegiatan yang dilakukan—apa pun jenisnya—akan menguras energi dan tenaga. Karenanya, disarankan untuk menguranginya sebelum berangkat ke Tanah Suci.
Tips ketiga yang juga bisa anda lakukan dalam rangka menyiapkan fisik prima di Tanah Suci adalah dengan menyeleksi asupan makanan ke tubuh anda. Seperti diketahui, asupan makanan yang disarankan untuk menambah vitalitas tubuh adalah makanan bergizi. Latihan fisik bisa menjadi percuma jika anda tidak juga menyeleksi makanan yang boleh dan tidak masuk ke tubuh anda. Artinya, antara mengkonsumsi makanan bergizi dan menyeleksi makanan yang tidak layak secara kesehatan, dalam persiapan ini menjadi hal yang bersinergi.
Selama anda membiasakan diri dengan pola makan yang benar dan sehat, anda juga tidak boleh melupakan waktu istirahat yang anda dikelola secara benar. Jangan sampai karena terlalu sibuk berolahraga, menyiapkan makanan yang diinginkan, anda ternyata melupakan waktu istirahat anda. Usahakan untuk tetap menjaga waktu tidur yang cukup. Jika memang anda sudah kecapaian setelah berlari, tidak ada
salahnya anda mengistirahatkan badan anda sejenak.
Tips berikutnya adalah dengan menyiapkan obat-obatan pribadi anda yang biasa dikonsumsi. Seringan apa pun penyakit yang anda derita, alangkah baiknya jika obatnya sudah dipersiapkan sejak dari sebelum berangkat. Dengan cara seperti itu, anda yang sudah kelelahan saat beribadah, tidak akan kesulitan mencari obat pada saat sangat dibutuhkan.
Meski demikian, walau tips terakhir ini ditujukan bagi calon jamaah yang memiliki riwayat penyakit khusus, calon jamaah lain yang tidak memiliki ciri tersebut tidak ada salahnya menjalankan tips ini. Caranya tentu saja dengan menyiapkan obatan-obatan yang dianggap akan membantu saat sedang dibutuhkan. Contohnya, obat maag, sakit kepala, dan sebagainya.

Kemenag Buat MoU Penyelenggaran Umrah dan Haji Khusus dengan Polri

Kemenag Buat MoU Penyelenggaran Umrah dan Haji Khusus dengan Polri


Jakarta (Pinmas) —- Dalam rangka meningkatkan pembinaan, pengawasan dan penegakkan hukum terhadap Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK), Kementerian Agama dengan Kepolirisian Republik Indonesia akan melakukan penandatangan MoU atau Nota Kesepahaman. MoU tersebut nantinya akan mengatur beberapa hal yang terkait dengan penyelengaraan ibadah haji khusus dan penyelengaraan perjalanan ibadah umrah.
Penegasan ini disampaikan Direktur PembinaanHaji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) di hadapan wartawan dalam konferensi pers yang dilaksanakan di Ruang Pertemuan Ditjen PHU, Jakarta, Senin (04/03).
“MoU dengan Polri ini terkait dengan pembinaan, penertiban, dan penegakkan hukum. Setelah ditandatangani, Polri di seluruh Indonesia diharapkan akan bisa bekerjasa sama dalam penegakakan hukum, khususnya yang terkait dengan pelanggaran dalam penyelenggaraan haji khusus dan umrah,” terang Kartono
ketika dimintai bocoran isi MoU tersebut.
Menurut Kartono, penandatanganan MoU ini merupakan salah satu langkah Kemertian Agama dalam membantu menyelesaikan persoalan yang sering menimpa jamaah ibadah Umrah. Disampaikan oleh Kartono, bahwa dalam beberapa waktu
yang lalu masih terjadi kasus jamaah umrah terlantar, baik di Indonesia, Malaysia, maupun Arab Saudi. Hal ini terjadi karena PPIU tidak melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik.
PPIU dalam menyelenggarakan perjalanan ibadah umrah berkewajiban memberangkatkan dan memulangkan jamaah, pengurusan dokumen visa, memberikan layanan ibadah, akomodasi, transportasi, dan konsumsi, baik di Tanah Air, perjalanan, maupun selama di Arab Saudi,” papar Kartono.
Agar diketahui bersama, Kartono menjelaskan beberapa penyelenggara umrah yang tidak bertanggung jawab sehingga menyebabkan jamaah terlantar, yaitu:
1.PT. Padang Arofah (Jawa Timur). Sekitar 500 jamaah yang dibawa oleh perusahaan yang ternyata belum memiliki izin ini terlantar di Surabaya sebelum berangkat karena adanya perubahan penerbangan dan jadwal keberangkatan;
2.PT. Gema Arofah (Jakarta). Sekitar 98 jamaahnya terlantar di Kuala Lumpur karena jadwal yang tidak pasti. Bahkan, mereka juga tidak mendapat akomodasi yang layak di Arab Saudi;
3. PT. Nuansa Inti Semesta. Sekitar 49 jamaah yang dibawa oleh perusahaan yang ternyata belum memiliki izin ini terlantar di Arab Saudi karena belum memiliki tiket pulang.
4. PT. Khalifah Sultan Tour. Perusahaan yang juga belum memiliki izin ini membawa sekitar 194 jamaah asal Gorontalo yang kemudian terlantar di Jakarta karena belum memiliki tiket pemberangkatan dan pemulangan.
Terhadap beberapa perusahaan seperti itu, Kartono menegaskan bahwa Kementerian Agama telah memainggil penanggung jawab biro perjalanan tersebut untuk dimintai keterangan. Selain itu juga berkoordinasi dengan kepala Kanwil Kemenag setempat, perwakilan RI di luar negeri, serta aparat
penegak hukum.
Jika pelanggaraan itu dilakukan oleh PPIU yang sudah memiliki izin, maka sesuai ketentuan yang berlaku, Kemenag akan mengambil tindakan dan mencabut izin operasionalnya. Jika tidak memiliki izin, PPIU akan dilaporkan kepada penegak hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya
sesuai UU 13 tahun 2008.
sumber: http://www.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=121181

Jemaah Haji di sarankan Banyak ibadah Saat menunggu wukup


Jemaah haji
Palembang (ANTARA News) - Calon jamaah haji asal Indonesia yang berada di Mekkah selama menunggu datangnya waktu wukuf agar memperbanyak ibadah di Masjidil Haram.Calon jamaah haji melakukan ibadah shalat dan sebagainya di Masjidil Haram, kata Ketua Rombongan KBIH Muhammadiyah HM Idris ketika dihubungi ANTARA dari Palembang, Kamis.Menurut dia, tempat tinggal calon jamaah haji asal Indonesia letaknya rata-rata satu kilometer lebih dari Masjidil Haram, karena itu mereka tidak pulang setiap saat ke maktaf.Ia mencontohkan, untuk shalat zhuhur calon jamaah haji itu tidak langsung pulang, tetapi sampai dengan waktu ashar. Bahkan, lanjutnya, ada yang sampai shalat Isyak baru pulang ke tempat mereka tinggal.
Ia menyatakan, untuk makan calon jamaah haji itu memanfaatkan rumah makan di sekitar Masjidil Haram.
Selain itu, ada juga yang membawa beberapa biji kurma dan minum air zamzam untuk mengisi perut mereka, tuturnya.Pada tahun 2012 ini calon jamaah haji Sumsel yang akan diberangkatkan sebanyak 6.260 orang terdaftar, sedangkan petugas haji 90 orang.Sementara calon haji asal Bangka Belitung yang diberangkatkan melalui embarkasi Palembang sebanyak 921 orang ditambah 15 orang petugas haji.Pada tahun 1433 Hijriah ini embarkasi haji Palembang memberangkatkan sebanyak 21 kelompok terbang calon jamaah haji asal Sumsel dan Bangka Belitung dengan dua gelombang.

Pelayanan Ibadah Haji 2013 lebih di tingkatkan lagi

ibadah haji
Jeddah (MCH) – Jamaah turun dengan wajah segar. Tidak ada keringat menetes di keningnya karena penyejuk di dalam bus pariwisata sekelas White Horse mampu menawar panas matahari siang meskipun perjalanan Makkah-Jeddah membutuhkan waktu satu jam.
Setelah tour di Masjid Terapung mereka langsung ke Bandara King Abdul Azis tanpa transit semalam di Jeddah. Di bandara, menjelang dua hari terakhir, kesibukan masih tinggi. Masa kerja petugas pelayanan haji hanya 50 hari, tidak seperti tahun sebelumnya (76 hari).
Sementara jamaah hanya 25 hari di Saudi, 8-10 hari di Madinah, 8-10 di Makkah dan lima hari untuk rangkaian wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina.
Itulah kondisi pelayanan haji 2013 yang sedang dirancang saat ini. Sejumlah pembaharuan sedang dibahas oleh Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) bersama Panitia Penyelenggara Ibadah Haji 2012.
Dirjen PHU Anggito Abimanyu meminta agar dilakukan sejumlah kajian pada penyelenggaraan dan pelayanan ibadah haji 2012, bukan karena pelaksanaannya tidak baik, tetapi dia ingin penyempurnaan.
Dia mencatat tiga catatan utama yang perlu penyempurnaan. Ketiganya adalah peningkatan pelayanan penerbangan, pemondokan dan sejumlah akar masalah yang memerlukan perhatian.
Akar masalah yang memerlukan perhatian diantaranya rasionalisasi jumlah dan masa kerja petugas, masa tinggal jamaah, hotel transit di Jeddah, pembinaan ibadah bagi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji, Penyelenggara Ibadah Haji Khusus, penetapan kuota lansia dan pengawasan lembaga.
Kementerian Agama RI akan memaksimalkan pembiayaan dan efektifitas pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji 2013 agar kualitas pelayanan dan masa angkut penumpang lebih baik.
Pelayanan Penerbangan
Anggito ingin merasionalkan pembiayaan penerbangan yang saat ini mencakup 60 persen pembiayaan haji. Dia menilai selama ini negosiasi dengan penerbangan kurang detil mengenai pembiayaan dan hak serta kewajiban masing-masing pihak. “Tidak ada pencarian solusi yang di luar kotak permasalahan (out of the box) sementara pembiayaannya sangat besar,” kata mantan dirjen di Kementerian Keuangan itu.
Terdapat sejumlah biayaan yang menyangkut bahan bakar minyak, sewa pesawat, slot time dan lainnya. Dia menyoroti masalah sewa pesawat, sedangkan slot time dia minta agar stafnya mempertimbangkan untuk memadatkan jadwal penerbangan gelombang pertama seperti di gelombang kedua pemberangkatan.
Pada gelombang pertama pemberangkatan, jadwal penerbangan hanya 7-9 kelompok terbang sedangkan gelombang kedua bisa mencapai 17-19 penerbangan.
Pertanyaannya, mengapa gelombang pertama tidak dipadatkan saja sehingga sehinggga jamaah tidak perlu menunggu (bermukim) lama di tanah suci.
Apakah pengkajian tersebut akan membuka peluang tender terbuka bagi maskapai penerbangan? Anggito tidak menyatakannya secara terbuka. Dia mengatakan masih mengutamakan penerbangan nasional, khususnya Garuda.
Sesungguhnya, jika terdapat lima maskapai penerbangan maka masalah slot time dan daya angkut pesawat akan lebih besar lagi.
Harga tiket dan kualitas pelayanan tentu akan lebih baik, tidak terpaku pada penawaran dan pelayanan yang diberikan dua penerbangan saat ini, yakni Garuda dan Saudia.
Tidak ada lagi permasalahan tentang fasilitas zam-zam bagi jamaah seperti saat ini dimana Saudia memberi 10 liter bagi jamaah sedangkan Garuda hanya lima liter.
Permasalahan besaran pesawat (badan lebar dan tidak) hendaknya tidak mengorbankan hak jamaah untuk mendapat perlakuan yang sama.
Banyak hal bisa dilakukan untuk menekan biaya dan meningkatkan kualitas pelayanan penerbangan, termasuk menepati on time performance yang menjadi acuan kualitas pelayanan bagi maskapai penerbangan.
Hapus Hotel Transit
Anggito juga meminta agar stafnya mengkaji kemungkinan menghapus layanan hotel transit di Jeddah bagi jamaah Makkah yang akan pulang ke tanah air.
Pertanyaan mendasar adalah, apakah perlu jamaah yang dari Makkah yang akan kembali ke tanah air menginap satu malam (transit) di Jedddah, sementara teknologi komunikasi saat ini sudah canggih.
Selama ini semua yang pulang ke tanah air melalui Bandara King Abdul Azis Jeddah, terlebih dahulu menginap (transit) satu malam di kota pinggir laut merah itu.
Dampaknya, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyediakan hotel transit untuk menginap bagi jamaah tersebut dengan biaya 100 riyal perorang.
Sementara, sewa hotel di Makkah dilakukan permusim, sehingga pembayaran dilakukan perpaket musim haji, sementara di Madinah sewa penginapan dilakukan perhari dan perorangan. Di Madinah, PPIH menyewa hotel, bukan gedung atau apartemen pemondokan seperti di Makkah.
Dengan sistem sewa permusim haji di Makkah maka tidak perlu ada tambahan biaya jika jamaah menginap satu hari lebih lama di Makkah, sebelum dipulangkan ke Jeddah.
Saat ini lebih dari 50 persen dari sekitar 211.000 anggota jamaah haji di Makkah pulang melalui Jeddah. Sisanya pulang melalui bandara di Madinah, dan sebagian lagi jamaah yang menginap di Madinah juga pulang melalui Jeddah.
Bagi mereka yang pulang dari Madinah lalu ke Jeddah, dinilai Anggito, layak menginap semalam di hotel transit dengan pertimbangan lama tempuh 5-6 jam.
Tahun ini, PPIH menyewa enam hotel transit, dibantu dengan empat hotel cadangan (back up) untuk menampung jamaah yang transit di Jeddah. Tahun 2011, PPIH menyewa 11 hotel transit untuk jamaah.(erafzon)